FAKFAK, kabarfakfak.net – Ratusan mahasiswa dan alumni Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Mahdi Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat melakukan aksi demo damai di depan Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Fakfak, Senin (18/1/2020) pagi.
Mereka meminta Abdul Hamid Rahanyamtel, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Fakfak mundur dari Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak.
Karena menurut mereka, Surat Keputusan Yayasan Bina Insan Cendekia Irian Jaya, yang mengangkat Abdul hamid Rahanyamtel sebagai Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak tidak prosedural yakni musyawarah.
Artinya, mahasiswa dan alumni berkeinginan agar pemberhentian karena masa jabatan berakhir dan mengangkat seseorang dalam jabatan seharunya sesuai prosedur musyawarah secara akademik atau yayasan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi.
Dihadaan masa pendemo, Abdul Hamid Rahanyamtel mengatakan bahwa, pengangkatan dirinya sebagai Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak berdasarkan penawaran dari Yayasan Bina Insan Cendekia Irian Jaya.
“Pada sekitar pertengahan Desember 2020 tepatnya itu magrib Jumat ada sekitar lima sampai enam orang silaturahmi ke rumah saya mereka meminta untuk saya jadi Ketua STAI Al Mahdi Fakfak,”kata Abdul Hamid.
“Saya ini tidak punya hubungan emosional dengan mereka, bukan keluarga saya, saya orang kei, tidak punya hubungan kerja, tidak ada hubungan apa-apa sama sekali, mereka datang ketemu saya lalu sampaikan cukup banyak tapi intinya meminta untuk saya sebagai Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak menggantikan Pak Supriyono Wihel, tapi saya mengatakan tidak berkeinginan memiliki jabatan tersebut, karena menghargai permintaan itu, saya menerima,”tambahnya.
Abdul Hamid Rahanyamtel didepan masa pendemo bersumpah tidak mempunyai cita-cita dan bermimpih menjadi Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak.
“Saya bersumpah demi Allah demi Rasulullah, saya berdiri di atas tanah ini, tanah adat, saya orang adat, saya tidak pernah bermimpi, tidak pernah punya cita-cita, tidak pernah rencana bahkan saya datang disini meminta yayasan untuk saya jadi ketua,”ujarnya.
Terhadap jabatan Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak, dia meneyerahkan sepenuhnya kepada pihak Yayasan untuk menentukan kembali siapa yang berhak menduduki jabatan itu.
“Saya tidak minta untuk saya jadi ketua, kalau detik ini yayasan yang mengklaim mereka punya aset yang ada itu, mengeluarkan SK lagi untuk ada ketua lain atau menetapkan kembali Pak Supri sebagai ketua, tidak jadi masalah,”pintanya.
Abdul Hamid Rahanyamtel tidak berkeingingan harus menjadi Ketua STAI Al-Mahdi Fakfak, tetapi menjadi dosen atau pengajar di Kampus tersebut, karena dia pernah dosen di Sorong dan juga di UNIPA Manokwari.
“Saya hanya minta mengajar satu mata kuliah di STAI Al-Mahdi Fakfak karena saya juga dosen puluhan tahun dosen di Sorong dan juga dosen di UNIPA Manokwari, ataukah mau butuh shering terkait pengembangan pendidikan datang saja, saya siap menerima dan kita diskusi sama-sama,”pintanya. [KF-01]